Bercocok tanam sudah menjadi keahlian masyarakat Desa Dermaji dari dulu hingga sekarang. Sejak terbentuknya sebuah desa, pertanian menjadi penopang utama pergerakan ekonomi masyarakat. Berbagai alat pertanian yang masih di kenal hingga saat ini diantaranya adalah alat bajak tradisional, alat berburu dan alat panen padi.
Ani-ani, adalah salah satu alat panen padi tempo dulu. Saat itu belum ada bibit padi dengan varietas seperti yang ada sekarang ini. Dulu, tinggi batang padi pada umumnya lebih dari 120 cm dan ini menyulitkan petani untuk memanen dengan cara di pangkas pada batang bawah menggunakan arit.
Untuk memudahkan panen padi di era tersebut dibuatlah alat petik padi yang disebut ani-ani. Alat ini terbuat dari selembar kayu dengan ukuran 5 X 3 cm dibuat sedikit melengkung. Lengkungan depan dipasang pisau kecil dengan ukuran 3 x 1 cm dan gagangnya terbuat dari potongan bambu kecil yang berfungsi sebagai tangkai yang di selipkan diantara ibu jari dan jari telunjuk.
Derep, (panen padi dikerjakan secara berkelompok), bisa ldilakukan oleh aki-laki ataupun perempuan. Berbaris sejajar dan masing-masing menggendong “rinjing” (keranjang yang terbuat dari anyaman bambau) sebagai penampung bulir padi yang telah dipetik. Padi dipetik per satu tangkai dan jika penuh satu rinjing mereka baru menepi ke pinggir sawah untuk menumpuk padi hasil petikannya tersebut.