Ratusan warga Desa Dermaji bekerja keras siapkan Festival Pusaka Desa, Minggu (16/6/2013). Mereka bergotong-royong membersihkan kantor desa, gladi resik pentas seni, dan memasang baliho. Semua antusias mendukung kegiatan untuk peresmian museum desa, Museum Naladipa pada esok hari.
Peresmian Museum Naladipa akan dilaksanakan pada Senin Pahing (17/6/2013). Acara peresmian Museum Naladipa menjadi puncak acara Festival Pusaka Desa (local heritage festival). Menurut Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho (38), museum desa menjadi media pengelolaan pengetahuan dan pengalaman masyarakat Desa Dermaji.
“Museum Naladipa berisi artefak dan pengetahuan warga Desa Dermaji dari masa ke masa,” jelasnya.
Minggu siang persiapan diawali dengan upacara adat Nuruni yang menandai panen padi segera tiba. Upacara dipimpin oleh sesepuh Desa Dermaji, Kasduri (73) dengan memasang bilah di tengah sawah.
Setelah itu, ada upacara penyembuhan sakit gigi dengan alat cara tradisional. Di Desa Dermaji ada warga yang memiliki keahlian mengobati sakit gigi dengan menggunakan peralatan kuno. Mbah Ris, demikian warga menyebutnya, dikenal sebagai tabib sakit gigi di wilayah itu.
Setelah itu, para warga berlatih seni gubrak lesung di Pendopo Desa. Gubrak lesung merupakan seni kuna di daerah pertanian dengan membuat bunyi-bunyian dari ketukan palu ke lesung. Ketukan lesung itu menghasilkan irama musik yang indah untuk mengiringi nyanyian puji syukur pada Allah SWT atas rahmat panen pada petani.
Pemasangan baliho dan spanduk kegiatan juga berlangsung seru. Para warga memasang baliho berisi publikasi kegiatan Festival Desa di lokasi acara dan sepanjang jalan utama Desa Dermaji.