Sesuai bunyi dan cara memaninkannya, alat ini dinamakan thing theng thing breng. Terbuat dari dua ruas bambu tali, diambil/dicukil tiga titik untuk dibuat tali dan dibuat lobang di tengah.
Alat ini pada zamannya merupakan alat seni yang sangat populer, karena biasa digunakan sebagai pengantar kidung (alunan japa mantra yang dinadzomkan pada malam-malam tertentu) bisanya pada malam selasa kliwon atau jumat kliwon dan pada acara-acara tertentu. Bisa dimainkan sendiri atau bertiga. Alat musik ini sudah tidak bisa dijumpai karena tergeser oleh alat musik yang lebih modern.
Bapak Kusnadi (65 tahun) warga RT 04 RW 05, dulunya adalah pelaku dalam seni thing theng thing breng. Beliau sering mendapat undangan untuk tampil dalam acara-acara religi yang kalau diceritakan/diilustrasikan di jaman sekarang akan terkandung nuansa yang sangat mistis. Banyak ritual-ritual tertentu yang dilakukan bagi para ‘Nayaga” apabila akan menghadiri sebuah undangan.
Pernah pada suatu ketika saat menghadiri undangan, tiba-tiba ide seni dalam pikirannya seolah terhapus semua, “kenang pak Kusnadi. Ini dikarenakan saat akan berangkat dia lupa tidak melakukan ritual seperti biasanya. Tapi semuanya bisa teratasi karena masih mempunya jurus-jurus untuk menolak segala gangguan yang bersifat mistis. (Yhon Ctgl)