Pola pikir maju masyarakat Dermaji tempo dulu ternyata tidak mau ketinggalan dengan masyarakat dari desa lain. Ini dibuktikan dengan kepemilikan gembreng sebagia alat penerang yang cukup langka pada jaman dulu. Karena gembreng di masa itu hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu. Selain belinya cukup jauh dan harganya juga sangat mahal.
Gembreng adalah alat penerangan yang lebih berkelas disamping damar (dian) sempor dan think sebelum adanya “lampu patromak”. Damar biasanya terbuat dari kaleng kecil bekas di kasih sumbu dengan bunga ilalang atau kain usang yang dimasukan ke dalam bambu kecil (sebagai pembungkus sumbu) dengan berbahan bakar minyak tanah (latung). Sempor adalah alat penerang luar berbahan bambu sebagai pen nampung minyak tanah dan ujungnya diberikan sumbu dari kain usang dan biasanya digunakan sebagai obor saat warga akan melakukan perjalanan dimalam hari. Think adalah penerang yang dibuat tertutup biasanya dimasukan ke dalam kaleng dan diletakan di halaman rumah.
Gembreng terbuat dari beling sebagai tempat minyak dan sumbu yang terbuat dari kain khusus berbentuk pita dan torong terbuat dari kaca tipis sebagai penutup api agar terhindar dari tiupan angin. Sumbu biasanya dibuat cukup panjang agar bisa awet dan tidak perlu mengganti dalam waktu beberapa tahun.
Untuk warga masyarakat yang mbarang gawe/hajatan pada jaman tersebut tidak bisa lepas dari alat penerangan ini. Karena disamping tidak mudah mati bila ada angin, juga sudah menjadi kelaziman meminjam gembreng bagi masyarakat yang mempunyai hajat. Karena tidak ada sistim sewa menyewa, biasanya saat mengembalikan gembreng, shohibul hajat akan memberikan “brekat” berupa panganan yang ada saat hajatan sebagai ucapan terima kasih. (Yhon Ctgl)