DERMAJI.DESA.ID – Beternak kambing merupakan salah satu jenis usaha yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Dermaji. Hampir seluruh rumah tangga memiliki ternak kambing dengan jenis Peranakan Ettawa dan Jawa Randu. Jumlah populasi ternak kambing tiap tahunnya sedikitnya mencapai 3 ribu ekor. Dengan kondisi alam yang berbukit, dan cukup luas, usaha ternak kambing memang sangat potensial dikembangkan di Desa Dermaji.
Kebanyakan masyarakat Dermaji menjadikan kegiatan beternak kambing sebagai usaha sambilan. Seperti dikatakan Andi Wibowo, (salah seorang peternak muda), ternak kambing lebih banyak dijadikan sebagai investasi jangka menengah atau harta simpanan.
“Pada umumnya peternak di Dermaji memelihara kambing dalam jumlah terbatas dan tidak ada target berapa kambing yang harus dimiliki dalam 1 bulan atau 1 tahun ke depan, misalnya. Mereka biasanya hanya memelihara kambing karena sudah menjadi tradisi, dan sifatnya sebagai harta simpanan yang jika sewaktu-waktu membutuhkan uang mendesak ternak bisa dijual”.
Namun, pada dua tahun terakhir ini usaha peternakan kambing di Desa Dermaji semakin menggeliat. Banyak anak-anak muda yang mulai tertarik untuk beternak kambing lebih serius sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar dan beraifat rutin. Mereka membentuk kelompok ternak dan mencoba menggunakan teknologi tepat guna untuk menunjang budidaya ternaknya. Selain itu ada juga yang sudah memulai melakukan manajemen budidaya ternak kambing secara modern.
Andi juga berbagi strategi bagaimana agar ternak kambing bisa memberikan hasil yang optimal.
“Awalnya saya hanya memelihara 2 ekor kambing. Kemudian untuk menambah jumlah kambing, saya membuat satu kandang khusus untuk diisi kambing-kambing yang kurus kurang terpelihara, yang saya beli sebelumnya. Setelah kambing tersebut cukup berisi, kambing saya jual kembali. Dan keuntungannya ternyata cukup besar. Keuntungan tersebut dikumpulkan untuk membeli indukan lagi tanpa kita mengurangi modal awal. Jadi modal kita tetap bisa berputar. Setelah kita mempunyai target sesuai batas kemampuan kita dalam pemberian pakan saya mulai mencari orang yang mau berbagi hasil. Yang saya gunakan selama ini dengan cara bagi hasil anakan. Masalah pertama saat saya menggunakan lahan untuk menanam hijaun tanpa menanam hasil bumi lainya adalah orang tua kurang setuju. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya orang tua menyetujui lahan seluas 230 ubin ditanami jenis tanaman untuk pakan ternak seperti odot dan lain-lain. Cara seperti itu masih saya jalankan hingga saat ini. Dan buat saya, ternak kambing bisa menjadi sarana untuk hiburan dan menghasilkan banyak lembaran rupiah. Dalam tiap tahun saya menjual sedikitnya 10 ekor kambing”.
Menurut Andi, agar usaha ternak kambing bisa lebih maju lagi, peternak harus membentuk kelompok. Karena dalam kelompok itulah, berbagai kendala dalam usaha ternak bisa dipecahkan bersama-sama dan dalam kelompok itu, bisa ada proses saling berbagi pengetahuan dalam beternak.