Centhong adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengambil nasi ketika kita akan meletakkannya di piring pada saat makan. Centhong beragam bentuknya, ada yang terbuat dari kayu, plastik, dan centhong dari aluminium. Salah satu centhong yang berasal dari desa Dermaji adalah centhong yang bahannya berasal dari kayu yang disebut centhong kayu. Centhong ini berbentuk seperti centhong plastik. Ukuran standar centhong kayu adalah 8 cm untuk pegangan centhong dan 15 cm untuk skop centhong. Ukuran centhong bervariasi, biasanya tergantung permintaan konsumen. Ada yang meminta kecil dan ada pula yang meminta ukuran besar. Skop centhong berbentuk oval, sedangkan pegangan centhong sepanjang lebar tangan orang dewasa.
Salah satu pembuat centhong kayu yang ada di desa Dermaji adalah Partono (65 tahun) yang tinggal di RT 03 RW 01 grumbul kelurahan desa Dermaji. Selama puluhan tahun bapak Partono sering mendapat pesanan dari para warga untuk membuat centhong dari kayu. Centhong kayu yang dibuatnya sangat rajin. Sesuai dengan namanya, centhong kayu terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu jati. Kayu jati yang digunakan untuk membuat centhong tidak harus beli. Bapak Partono cukup mengambilnya di kebun.
Centhong kayu dibuat dengan cara yang sangat mudah yaitu dengan membabak kayu jati menggunakan kampak dengan ukuran sesuai permintaan konsumen. Setelah itu kayu yang sudah dibabak dihaluskan dan dibentuk menggunakan serut. Setelah centhong terbentuk langkah terakhir adalah menghaluskannya dengan amplas. Centhong kayu tidak diberi pewarna agar tidak berbahaya dan aman ketika digunakan untuk mengaduk nasi. Centhong kayu yang berasal dari desa Dermaji ini berwarna kayu alami.
Para warga menggunakan centhong kayu ini biasanya pada saat memasak nasi dengan cara tradisional yaitu memasak nasi dengan menggunakan dandang dan kusan serta centhong sebagai alat pengaduknya. Apabila dilihat dari cara pembuatannya sangatlah mudah. Tetapi sangat disayangkan sekali karena di desa Dermaji ini belum ada generasi muda yang membuat centhong. Mereka justru memanfaatkan centhong plastik sebagai pengaduk nasi modern yang dimasak menggunakan alat elektronik berupa mejicom. (Novi K)